:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Jumat, 28 September 2012

Adab Silaturahim

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Silaturahim merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa orang yang gemar bersilaturahim akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan usianya.

Sabda beliau SAW, ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya menyambung tali silaturahim...” (Riwayat Bukhari). Berikut ini beberapa adab silaturahim yang perlu diperhatikan agar dapat memberi manfaat dunia dan akhirat.

Pertama, niat ikhlas. Seseorang yang melakukan silaturahim hendaknya diniatkan untuk mencari Ridho Allah SWT semata. Allah SWT berfirman, ”Padahal tidak ada seseorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (Dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.” QS. Al Lail [92] : 19-20.

Kedua, memulai dari keluarga yang terdekat. Silaturahim dianjurkan dimulai dari keluarga yang terdekat dan terdapat hubungan darah. Rasulullah telah mewanti-wanti orang yang suka memutus hubungan keluarga. Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di dalamnya ada seorang pemutus keluarga.” (Riwayat Bukhari). Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda, ”Tidak masuk surga orang yang memutus keluarga.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Ketiga, menyambung hubungan dengan orang yang memutuskannya. Rasulullah SAW, menganjurkan agar setiap Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturahim dengan karib kerabat, walaupun mereka selalu berusaha memutusnya.

Keempat, membawa sedekah saat silaturahim. Sedekah merupakan pintu silaturahim dan persaudaraan. Rasulullah SAW menganjurkan agar memberi sedekah kepada yang lain, termasuk orang yang membenci kita. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, ”sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan kepada karib kerabat yang benci.” (Riwayat Al Hakim).

Kelima, orang yang lebih muda sebaiknya mendatangi yang lebih tua, begitu juga seorang Muslim mendatangi yang lebih alim dan bertakwa. Demikian beberapa adab silaturahim. Semoga bermanfaat. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah | Sambung Silaturahim | Kajian Silaturahim Remaja

Selengkapnya → Adab Silaturahim

Rabu, 26 September 2012

Tiga Golongan Manusia Dalam Memandang Dunia

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – ”Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah padamu (kebahagiaan) akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia”, QS. Al Qashash [28] : 77.

Jika diklasifikasikan secara kasar, ada tiga golongan manusia dalam dalam memandang dunia. Golongan pertama, orang yang berpandangan ”Dunia No, Akhirat Yes”. Golongan ini tidak atau kurang memperhatikan urusan dunia. Sebaliknya mereka hanya menyibukkan diri dalam urusan akhirat semata. Bagi mereka urusan pakaian, tempat tinggal bahkan keluarga tidaklah terlalu penting.

Golongan kedua, ”Dunia Yes, Akhirat No”. Golongan ini berpandangan bahwa dunia ini seluruhnya adalah materi dan apa yang ada dihadapannya adalah keehidupan yang  sebenarnya. Mereka hanya percaya terhadap apa yang dilihat dengan kasat mata dan dapat dirasakan oleh indera. Di luar itu, mereka tidak percaya. Mereka tidak percaya alam ghaib, termasuk alam kubur, alam akhirat, bahkan mereka tidak percaya Allah SWT.

Mereka terekam dalam Al Quran, ”Dan mereka berkata, ’Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa’. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah menduga-duga.” (QS Al Jatsiyah [45] : 24.

Golongan ini jauh lebih sesat dan membahayakan dibanding golongan sebelumnya. Mereka rakus dan tamak terhadap dunia. Mereka tidak mempunyai tujuan hidup kecuali sekadar mempertahankan hidup di dunia ini saja. Segala aktifitas hidupnya hanyalah untuk menunjang kehidupan mereka di dunia saja, titik. Hidup mereka tak beda dengan binatang, bahkan lebih rendah lagi.

Sedangkan golongan ketiga, ”Dunia Yes, Akhirat Yes”. Golongan ini memandang dunia sebagai jembatan yang mengantarkan pada tujuan hidup yang sebenarnya. Dunia penting bagi mereka, demikian juga akhirat jauh lebih penting lagi. Kedua-duanya tidak ada yang diabaikan. Karunia hidup di dunia dinikmati dan disyukuri, sementara keehidupan akhirat dikejar dan dicari.

Golongan ini memandang dunia tidak lebih dari sebuah ladang yang subur untuk bercocok tanam. Itulah sebabnya mereka tidak pernah berhenti beribadah, mengais rezeki, bermuamalah, memberi nafkah keluarga, dan bermasyarakat guna mencari ridha Allah SWT yang kelak hasilnya dapat dipanen diakhirat. Wallohu A’lam. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah

Selengkapnya → Tiga Golongan Manusia Dalam Memandang Dunia

Kamis, 20 September 2012

Persiapan Penyelenggaraan Kurban 1433 Hijriyah

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Ahad, 16 September 2012 dengan mengambil tempat di Serambi Masjid Al Hikmah Toyan, bakda Shalat Isya berjamaah dilaksanakan rapat persiapan kurbanan.

Rapat dipimpin langsung oleh ketua Takmir Masjid Al Hikmah Toyan, Drs. Slamet Riyadi. Persiapan kurban sendiri dimaksudkan guna mempersiapkan segala hal yang terkait dengan Idul Adha 1433 Hijriyah mulai dari perencanaan sampai dengan hari H. Beberapa agenda rapat yang dibahas pada malam hari itu diantaranya, pembentukan panitia penyembelihan hewan kurban. Terpilih sebagai ketua Radjiyo, S.Pd. Dalam kesempatan tersebut juga dibentuk seksi-seksi guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan Ibadah kurban sendiri menurut kalender akan jatuh pada Hari Jumat, 26 Oktober 2012. Slamet berharap bahwa pelaksanaan penyembelihan pada hari H dapat berjalan lancar tanpa suatu kendala yang berarti. Slamet menambahkan, mengingat hari tersebut adalah jumat maka hal-hal demi suksesnya acara harus dipersiapkan lebih baik, walaupun tidak ada kewajiban untuk melaksanakan Ibadah Shalat Jumat lagi.

Sampai berita ini diturunkan, sudah terdapat 25 (dua puluh lima) jamaah masjid yang ikut mendaftarkan diri sebagai shohibul qurban. *[adm]

Referensi : Idul Adha 1432 Hijriyah

Selengkapnya → Persiapan Penyelenggaraan Kurban 1433 Hijriyah

Selasa, 18 September 2012

Budidaya Lele Sangkuriang – Asal Muasal

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Secara bertahap akan kami postingan terkait hal tersebut.

Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan. Pertama, Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi. Kedua, Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat. Ketiga, Pemasarannya relative mudah. Keempat, modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.

Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai.

Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo Balai Benih Air Tawar (BBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang. Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya.

Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas. Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi.

Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepadainstansi/pembudidaya yang memerlukan.

Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama Lele Sangkuriang. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.

Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina.

Beberapa postingan ke depan akan dipaparkan hal-hal terkait budidaya lele sangkuriang ini. Tunggu postingan berikutnya tentang pelaksanaan budidaya. *[adm]

Referensi : Mino Mitro

Selengkapnya → Budidaya Lele Sangkuriang – Asal Muasal

Selasa, 11 September 2012

Tips Mengimani Para Rasul

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Fitrah manusia senantiasa membutuhkan figur yang bisa diteladani dalam kehidupannya. Fakta sejarah telah mencatat, setiap kali terjadi krisis akhlak maka Allah SWT akan meengutus seorang Nabi/Rasul.

Namun, Allah SWT telah menetapkan bahwa Rasulullah SAW adalah nabi akhir zaman dan tidak akan ada lagi nabi dan rasul sesudahnya. Padahal, kejahiliyahan manusia di akhir zaman tidak kalah hebatnya dibandingkan masa lalu. Hampir semua kemaksiatan yang pernah dilakukan oleh manusia pada zaman Nabi Adam AS sampai umat Muhammad SAW, sekarang semua sudah dilakukan.

Lalu, mampukah manusia meneladani pada Nabi sekaligus melanjutkan risalah yang telah diwariskan kepadanya. Tentu jawabannya adalah ya. Berikut kiat/tipsnya.

Pertama, meyakini bahwa Allah SWT senantiasa mengutus seorang nabi dan rasul kepada satu kaum yang telah melupakan Pencipta-Nya, melupakan hak dan kewajibannya bahkan mengerjakan perbuatan keji dan mungkar serta kemusyrikan.

Kedua, menjadikan nabi dan rasul sebagai teladan dalam kehidupan. Setiap kaum yang dibimbing dan dipimpin langsung oleh seorang nabi dan rasul niscaya akan senantiasa melahirkan peradaban terbaik bagi manusia. Karena faktor inilah maka manusia tidak boleh dibiarkan hidup tanpa seorang figur pemimpin yang dapat diteladani sekaligus mengantarkan manusia mencapai keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

Ketiga, mencontoh puncak keteladanan manusia yang terletak pada diri Rasulullah SAW, karena Allah SWT tidak menurunkan nabi dan rasul sesudahnya. Esensi beriman kepada rasul adalah pengakuan secara tulus, baik melalui ucapan, perbuatan dan pembenaran dalam hatinya akan keberadaan Muhammad SAW sebagai hamba dan utusan-Nya.

Keimanan tersebut tentu saja membawa konsekuensi logis bagi seseorang yang telah bersyahadat, diantaranya Pertama, mengamalkan sifat shidiq, yaitu berperilaku benar dalam perkataan maupun perbuatan. Kedua, menunjukkan sifat Amanah, yaitu sifat yang selalu ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW sejak kecil dimana beliau kerap dipercaya untuk menyelesaikan masalah.

Ketiga, Meneladani Sifat Baligh yang artinya gemar menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh manusia dan tidak menyembunyikannya, serta yang Keempat, mencontoh sifat fathanah yaitu cerdas dan pandai. Ilmu dibutuhkan dalam rangka ibadah dan dan memahami petunjuk Allah SWt dan Rasul-Nya. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah | Menyeru Tauhid | Teladan Jalan Keselamatan

Selengkapnya → Tips Mengimani Para Rasul

Sabtu, 08 September 2012

Penanggulangan Hama Dan Penyakit Pada Lele Sangkuriang

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Salah satu mata pencaharian yang saat ini digemari dan dikembangkan oleh masyarakat Toyan, Triharjo, Wates, Kulon Progo adalah budidaya lele dan gurami.

Wagiran, salah satu tokoh perikanan di Kulon Progo yang juga merupakan salah satu Takmir Masjid Al Hikmah Toyan menuturkan tips penanggulangan hama dan penyakit pada lele sangkuriang. Berikut petikannya.

Sama halnya dengan ikan lainnya, lele sangkuriang tidak terlepas dari ancaman hama dan penyakit. Penyakit yang menyerang lele sangkuriang umumnya disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang mendukung, misalnya kualitas air (terutama suhu) di bawah standar atau akibat stres karena penanganan yang salah sehingga ikan sakit.

Sementara itu, hama yang biasa menyerang lele sangkuriang antara lain ular dan belut, sedangkan organisme patogen yang menyerang berupa Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp., dan Dactylogyrus sp.

Penanggulangan masuknya bibit hama dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air kolam, membersihkan pematang kolam, dan memasang plastik di sekeliling kolam. Penanggulangan organisme patogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik serta pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Sementara itu, pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam secara baik. Jika perlu memperbaiki kondisi air kolam dengan menambahkan bahan probiotik.

Pengobatan ikan yang suclah terserang penyakit dapat dilakukan dengan memberikan obat yang sesuai dengan jenis penvakitnya. Adakalanya, penyakit yang menyerang akan menular. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa langkah langkah penyelamatan yang dapat dilakukan dengan cara : Pertama, segera menangkap dan memusnahkan ikan yang terserang penyakit. Kedua, segera memindahkan ikan yang kondisinya masih sehat ke kolam lain dan mendesinfeksinya. Dan Ketiga, Mengurangi padat penebaran.

Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Keringkan kolam yang telah terjangkit penyakit, lalu bersihkan dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organic. Setelah itu Lakukan pengapuran menggunakan kapur pertanian (CaO) dengan dosis 1 kg/5 m2. Pengeringan dilakukan sampai dasar kolam retak-retak dan penebaran kapur dilakukan secara merata, termasuk di bagian tanggul.

Lakukan pengisian air baru ke dalam kolam secara periodik. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Begitu juga dengan tangan kita, harus didesinfeksi dengan mencucinya di dalam larutan PK. Desinfeksi alat dilakukan dengan mencelupkan ke dalam larutan kalium permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Berikan pakan yang bergizi tinggi dan tingkatkan daya tahan tubuh ikan dengan memberikan vitamin. Semoga bermanfaat.  *[adm]

Referensi : Mino Mitro

Selengkapnya → Penanggulangan Hama Dan Penyakit Pada Lele Sangkuriang

Kamis, 06 September 2012

Teladan Menuju Jalan Keselamatan

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Secara fitrah, kesadaran ber-Tuhan telah ada dalam diri manusia. Karena itulah, kepercayaan dan keyakinan adanya Tuhan selalu ada dalam setiap zaman meski kadarnya pasang surut.

Para pemikir dan filosof ada yang tidak percaya Tuhan, tetapi banyak juga yang meyakini-Nya. Alam yang sangat teratur dan terpelihara ini sudah menunjukkan bahwa ada Zat Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.

Tentu saja untuk mengenal Tuhan, tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran ber-Tuhan. Manusia hanya bisa mengenal Tuhan dengan benar, jika Tuhan berkenan mengenalkan diri dan berfirman untuk menjelaskan siapa diri-Nya. Para rasul itulah yang dipilih untuk mengenalkan Tuhan dan mengejak manusia menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

Dorongan berbuat amal kebaikan juga telah dimiliki oleh manusia. Karena itulah kebaikan dalam Al Quran disebut ma’ruf, artinya sesuatu yang telah dikenal. Tapi bagaimana kebaikan itu dilakukan, manusia masih butuh petunjuk pelaksanaan.

Lagi-lagi Rasul itulah yang memberikan contoh dan teladan bagaimana melakukan berbagai amal kebaikan yang diridhoi Allah SWT. Bagaimana cara beribadah kepada Sang Maha itu, harus sesuai yang difirmankan Allah SWT. Bukan semaunya sendiri.

Bila kita meneladani Rasul dalam beribadah, maka kita akan diridhoi Allah SWT. Tanpa mengikuti bimbingan dan teladan Rasul, seseorang bisa membuat cara baru yang justru tidak diridhoi Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan yang mesti dicontoh dan diidolakan. Namun pada kenyataannya banyak orang yang lebih terpesona dan mengidolakan tokoh-tokoh lainnya. Apalagi mereka yang cinta dunia dan melupakan akhirat.

Bagi orang beriman, rasul teladan utama, idola dalam hidupnya. Dalam diri rasul banyak sekali teladan yang musti diikuti. Itulah sunnah rasul. Dengan menghidupkan sunnah beliau kita akan menapaki jalan bahagia yang penuh berkah didunia dan diakhirat kelak. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah | Rasul Menyeru Tauhid

Selengkapnya → Teladan Menuju Jalan Keselamatan

Selasa, 04 September 2012

Rasul Menyeru Agar Bertauhid

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Beriman kepada para rasul berarti membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT mengutus pada setiap umat seorang rasul dari kalangan mereka sendiri.

Tugas rasul sendiri mengajak kepada umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT sekaligus mengingkari segala sesembahannya. Semua rasul, senak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW mendapat tugas yang sama, yaitu menyeru manusia agar bertauhid. Artinya manusia diseru agar hanya beribadah kepada Allah SWT, tanpa menyekutukannya. Semua rasul bersikap tegas dan keras terhadap kemusrikan dan kekafiran. Mereka tidak mengenal toleransi dalam masalah ini.

Beriman kepada para rasul berarti juga menyakini bahwa mereka adalah orang yang benar dan dibenarkan, orang yang baik, lurus, mulia, bertakwa dan terpeercaya. Mereka juga membawa petunjuk dan mendapatkan petunjuk yang didukung dengan bukti-bukti nyata dan ayat yang jelas dari Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW, menjelang wafatnya dalam peristiwa khutbatul wada’, ditengah ribuan jamaah haji, Rasulullah SAW mengecek tugas risalahnya. Beliau bertanya langsung kepada para Sahabat apakah beliau telah menyampaikan pokok-pokok ajaran Islam, dan Para Sahabat saat itu menjawab ya.

Tugas kita sekarang, terutama para ulama yang menjadi pewaris para nabi (waratsatul anbiya), adalah menjaga kemurnian agama dari segala bentuk penyimpangan baik penyesatan, pemalsuan, penambahan (bid’ah) maupun pengurangan. Gerakan tajdid sepanjang masa adalah upaya untuk memurnikan kembali ajaran agama pada ajaran aslinya.

Mengimani pada Rasul juga berarti meyakini bahwa mereka memiliki otoritas mutlak dalam menterjemahkan dan mempraktikkan syariat Allah SWT dalam kehidupan nyata.

Dengan demikian, maka tafsir yang paling benar terhadap Kalamullah, Al Quran adalah Al Hadist Nabi Muhammad SAW. Karenanya pula, jika ingin selamat maka kita harus berpegang kepada keduanya. *[adm]

Referensi : Larangan Mempersekutukan Allah | Iman Kepada Malaikat | Suara Hidayatullah

Selengkapnya → Rasul Menyeru Agar Bertauhid

Senin, 03 September 2012

Mengokohkan Iman Kepada Malaikat

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Beberapa tahapan untuk mewujudkan peradaban yang dilandasi oleh kayakinan kepada Sang Pencatat Amal sedikitnya menyangkut 3 (tiga) hal, diantaranya sebagai berikut.

Pertama, Mengetahui dan mengenal dengan baik para malaikat dan tugas-tugasnya, terutama malaikat yang berinteraksi secara langsung dengan manusia, baik sewaktu hidup di dunia maupun diakhirat kelak.

Beberapa malaikat yang bisa diketahui namanya oleh umat Islam berdasarkan dalil dan keeterangan yang shahih dari Al Quran dan As Sunnah adalah Jibril, Mikail, Israfil, Mungkar, Nakir, Ridwan, Harut, Marut dan Zabaniyah. Adapun beberapa nama yang sudah terlanjur populer dikalangan kaum Muslim seperti Izrail, Raqib, Atid tidak berdasarkan dalil dan keterangan yang shahih.

Kedua, Senantiasa berdoa dan meminta bantuan kepada Allah SWT agar berkenan menolong melalui malaikat-Nya. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dalam Perang Badar. Beliau berdoa kepada Allah SWT diantaranya, ”Ya Allah tunaikanlah janji-Mu kepadaku. Ya Allah bantuan-Mu yang telah Engkau janjikan.

Ketiga, Mencintai dan memelihara ibadah dan amal saleh serta berakhlak yang baik (akhlakul karimah). Ini bukti atas kesadaran bahwa setiap langkah dan perbuatan senantiasa diawasi dan dicatat secara langsung oleh para malaikat.

Beriman kepada malaikat dapat meningkatkan pengetahuan kepada yang ghaib serta terhindar darri perbuatan syirik, khurafat, takhayul dan bid’ah. Semoga *[adm]

Referensi : Larangan mempersekutukan Allah

Selengkapnya → Mengokohkan Iman Kepada Malaikat